Minggu, Oktober 28, 2007

Perpuluhan: Wujud Ibadah Orang Percaya

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih… yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan”
(Matius 23:23).

Salah satu wujud ibadah orang percaya adalah membayar perpuluhan secara rutin ke gereja. Perpuluhan tidak dibayarkan berdasarkan kerelaan seseorang, artinya bila orang tersebut tidak rela, maka dia tidak usah membayarnya.. Melainkan merupakan persembahan yang wajib dibayarkan oleh orang percaya. Tuhan hanya menghendaki 10% dari seluruh berkat yang sudah Dia berikan bagi kita. Bila yang 10% saja kita tidak mau memberikan bagi Tuhan, apalagi bila Tuhan meminta yang lainnya? Hal yang dituntut dari kita adalah kesetiaan dan ketaatan dalam membayarkannya. Tanpa perlu berbantah-bantah atau beralasan. Bagaimana jadinya apabila Allah tidak menghendaki yang 10% melainkan Dia menginginkan yang 90%?
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk setia dalam perkara kecil, termasuk dalam hal membayar perpuluhan. Bila dalam hal ini kita sudah setia, maka tidak ada yang mustahil nanti kita akan diberi tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar (Matius 25:21; Lukas 19:17). Dipercaya Tuhan untuk mengelola berkat Allah yang lebih besar.
Memberikan perpuluhan merupakan salah satu rahasia agar kita diberkati Tuhan. Dia berjanji bahwa bila kita setia membayarkan perpuluhan, maka Dia akan membukakan tingkap-tingkap sorga untuk mencurahkan berkat-berkat-Nya bagi anak-anak-Nya yang setia membayarkan perpuluhan (Maleakhi 3:10). Seharusnya kita bersyukur, bukannya mengomel, bila persembahan perpuluhan kita semakin hari semakin bertambah, berarti berkat Tuhan atas hidup kita semakin bertambah pula. Berarti kita semakin dipercaya untuk mengelola berkat Tuhan.
Bila kita sudah membayar rutin perpuluhan kita, hal ini tidak berarti kita sudah memberi bagi Tuhan. Ini baru kewajibannya saja. Kita bisa memberi persembahan yang lain, seperti persembahan syukur, persembahan kolekte, persembahan pembangunan, persembahan misi, persembahan bagi hamba Tuhan, dll. Jenis persembahan yang disebutkan terakhir ini sifatnya sukarela, namun demikian kita juga seharusnya memberikan. Tuhan menghendaki kita memuliakan Dia dengan harta kita (Amsal 3:9). “Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya” (Amsal 11:24).

Selamat mempraktekkan firman Tuhan!
(Tony Tedjo, M.Th)

Tidak ada komentar: