Kamis, Agustus 02, 2007

MENGENDALIKAN EMOSI NEGATIF

Peristiwa pesawat Boeing 747-400 milik maskapai AdamAir nomor penerbangan DHI 574 (KI 574) yang hilang kontak dalam perjalanan Surabaya menuju Manado pada 1 Januari 2007 yang lalu membuat terkejut semua pihak. Pasalnya, 90 orang penumpang dan 6 awak kapal yang akan berangkat menuju Manado tidak mengalami kejanggalan apa-apa. Pesawat sudah dinyatakan siap untuk diterbangkan, hanya saja cuaca saat itu yang tidak bersahabat.
Dari peristiwa ini ada berbagai sikap yang ditunjukkan. Bagi keluarga korban (orangtua, anak, kerabat, teman atau jemaat) yang punya hubungan dekat dengan para penumpang kapal tersebut pasti berharap cemas, kuatir, bahkan ada yang pingsan mendengar berita bahwa pesawat yang ditumpangi oleh yang dikasihinya hilang di jalan dan tidak diketahui kabar beritanya. Mereka berharap cemas sambil memanjatkan doa agar orang yang dikasihinya bisa ditemukan dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Bagi mereka yang tidak merasa kehilangan anggota keluarganya atau orang yang dikasihinya, mendengar berita ini hanya ditanggapi dengan biasa saja. Mereka acuh dan tidak peduli apakah pesawat itu diketemukan atau bagaimana nasib para penumpangnya selamat atau tidak. Bagi mereka yang hatinya tersentuh, turut membantu baik dalam pencarian berita mengenai keberadaan korban atau yang menghiburkan keluarga korban.

DUA RESPON
Tatkala mendengar berita atau mengalami suatu peristiwa duka, ada dua respon yang terlihat. Meresponi secara negatif dan secara positif. Respon negatif ditunjukkan melalui jeritan histeris, tangisan, pingsan, kesedihan berkepanjangan, menyalahkan Tuhan, menyalahkan orang lain atau keadaan, dan berbagai sikap lainnya. Respon positif diperlihatkan melalui sikap iklas menerima kepergian orang yang dikasihi, bersedih tapi tidak berlarut-larut, masih tetap tersenyum, tidak menyalahkan siapa-siapa, dan tetap mengucap syukur.
Mengapa bisa berbeda respon? Sebab setiap orang punya emosi yang berbeda. Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat, misalnya luapan kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, atau keberanian. Emosi pada dasarnya bersifat netral, hanya saja sikap manusianya yang membuat perbedaan antara emosi yang negatif dengan emosi yang positif. Definisi emosi negatif atau positif ini bisa dibedakan berdasarkan pada reaksi seseorang meresponi suatu kejadian. Kecenderungan orang dalam meresponi suatu peristiwa duka adalah negatif. Hal ini dikarenakan adanya perasaan kehilangan yang mendalam dan pengaruh ikatan batin antara orang yang ditinggalkan dengan yang meninggal.

KERUGIANNYA
Emosi negatif adalah emosi yang tidak terkendali dan cenderung membawa kepada kerugian. Emosi yang negatif bila terus dibiarkan akan merusak. Bila seseorang terus menerus larut dalam dukacita, akan merusak hidupnya. Semangat hidupnya berkurang, kesehatannya mulai terganggu, atau ingatannya terganggu. Bahkan ada yang imannya terganggu, tidak lagi mempercayai Tuhan Yesus. Menganggap Tuhan jahat, tidak adil, tidak setia, dan ada yang beranggapan Tuhan itu tidak ada.
Alkitab tercatat beberapa orang yang kehilangan peluang baik karena memiliki emosi negatif:
Pertama, Kain (Kejadian 4:1-16). Kain dan Habel adalah anak Adam. Pekerjaan Kain adalah petani, sedangkan Habel adalah gembala kambing domba. Mereka hidup rukun, hingga suatu peristiwa buruk terjadi. Bermula dari persembahan mereka berdua kepada Tuhan. Persembahan Habel diterima Tuhan, sedangkan persembahan Kain tidak diterima. Hati Kain menjadi panas. Emosinya negatif. Sikapnya mulai kasar terhadap adiknya. Karena emosi negatif yang tidak terkendali ini mengakibatkan Kain membunuh Habel. Inilah pembunuhan pertama kali yang tercatat dalam Alkitab. Kain menderita kerugian karena dia harus menerima kutuk Tuhan.
Kedua, Musa (Bilangan 20:11; Ulangan 34:4). Musa adalah seorang nabi Tuhan yang terkenal dan hebat. Dialah orang pertama yang berhasil membawa sekitar 3 juta lebih orang Israel berjalan kaki menuju Tanah Kanaan. Dialah yang melakukan sepuluh mukjizat di tanah Mesir dan memperkenalkan Sepuluh Perintah Allah. Seharusnya dia berhak masuk ke Tanah Kanaan, tempat yang berkelimpahan dengan susu dan madu. Sayang sekali dia tidak diijinkan Allah untuk menginjakkan kakinya di Tanah Kanaan. Dikarenakan emosi negatifnya yang tidak bisa dikendalikannya, menyebabkan dia tidak mengalami janji Tuhan.

CARA MENGATASI EMOSI NEGATIF
Sekarang bagaimana cara mengendalikan emosi negatif tersebut? Ada tiga cara untuk mengendalikannya, yaitu: Pertama, minta penguasaan diri dari Roh Kudus (Galatia 5:23). Roh Kudus diminta untuk mengontrol dan menguasai seluruh pikiran dan perasaannya. Sehingga peristiwa duka yang dialami tidak berlarut-larut menguasai hati dan pikiran. Penguasaan diri ini penting sehingga dapat berdoa dan menyampaikan semua pergumulan kepada Tuhan (1 Petrus 4:7b); Kedua, banyak mengisi pikiran dengan membaca ayat-ayat Alkitab. Dengan banyak membaca Alkitab yang berisi kata-kata penghiburan, ada lebih dari 365 janji berkat dan penghiburan di dalamnya. Semakin banyak membaca Alkitab berarti semakin dihiburkan dan dikuatkan; Ketiga, mengarahkan pandangan ke depan. Peristiwa yang sudah berlalu biarlah berlalu, sudah menjadi sejarah dan tidak bisa terulang. Sekarang lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang akan dihadapi di masa depan. Menjalani kehidupan dengan lebih bersemangat dan bergairah.

Oleh Tony Tedjo, S.Th., M.Th
081-394-401799

1 komentar:

Pdp.Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th (cand) mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.