Selasa, Juli 31, 2007

HIDUP DALAM BERKAT ALLAH

“Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya”
(Mazmur 45:3).

Sebelum membahas lebih jauh mengenai judul di atas, ada baiknya memahami terlebih dahulu arti dari berkat. Seringkali orang memahaminya secara keliru, mengidentikan berkat itu hanya berupa uang. Padahal, pengertian ini sangat luas. Memang uang merupakan bagian dari berkat Tuhan. Namun di samping itu masih banyak berkat-berkat lainnya. Kesehatan, kerukunan rumah tangga, keberhasilan dalam studi, usaha bisnis yang lancar, menikmati segarnya udara pagi, masih diberi kehidupan, memiliki orang-orang yang mempedulikan kita, dan masih banyak hal lain yang termasuk dalam kategori berkat Tuhan. Terlebih lagi berkat yang terbesar, yaitu keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Janji Allah bagi setiap anak-anak-Nya adalah berkat yang melimpah. Dan kita harus hidup dalam berkat Allah tersebut. Sekarang bagaimana kita menjalankan hidup di dalam berkat Allah. Ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk hidup dalam berkat Allah, yaitu:
1. Sadarilah bahwa berkat itu asalnya dari Tuhan. Semakin kita diberkati, jangan sampai membuat kita jauh dari Tuhan. Justru kita harus semakin dekat dengan Sang Pemberi Berkat itu sendiri. Sebab apabila bergantung pada berkat, itu bisa habis. Tetapi bila bergantung pada si pemberi berkat, tidak akan habis. Bila kita dekat dengan-Nya Dia pasti selalu memberkati.
2. Berkat yang Tuhan berikan itu hanyalah titipan dari-Nya. Artinya, jangan boroskan dan hamburkan berkat tersebut untuk kepentingan diri sendiri saja, akan tetapi seharusnya semakin kita diberkati kita harus menjadi penyalur berkat Allah. kita bagikan berkat-berkat tersebut kepada mereka yang memerlukan. Misalnya untuk pelayanan penginjilan, pembangunan gereja, berkat bagi hamba Tuhan di desa, memberikan beasiswa kepada mahasiswa teologi, dan sebagainya. Intinya adalah kita hanyalah sebagai saluran berkat yang harus dibagikan kepada saudara seiman lainnya yang memerlukan.
3. Tetaplah setia membayarkan perpuluhan dan memberikan persembahan. Setialah dalam perkara kecil, maka kita akan dipercayakan dengan perkara yang besar. Bila dalam hal perpuluhan dan persembahan kita setia, maka Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya dengan lebih lagi pada kita. Sebab kita kedapatan setia.
4. Bersyukurlah dengan berkat yang ada. Jangan membanding-bandingkan dengan orang lain. Karena setiap orang diberikan berkat yang berbeda-beda kapasitasnya, sesusai dengan kehendak Tuhan dan usaha manusianya sendiri. Jangan bersungut-sungut apabila berkat yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan hati kita. Mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik. Tuhan tahu batas kemampuan kita dalam menerima berkat-Nya. Sebab apabila berkatnya lebih besar dibandingkan kemampuan untuk mengelolanya bisa berbahaya. Bisa menimbulkan kerugian bagi si penerima berkat. (Tony Tedjo)

Tidak ada komentar: