Minggu, Juli 31, 2011

Reinkarnasi dan Ciptaan Baru


Bila kita mencermati film-film laga mandarin yang diputar di televisi maupun di bioskop, hampir semuanya mengandung pengajaran tersembunyi mengenai reinkarnasi. Dalam film tersebut biasanya diceritakan kalau keberadaan mereka pada masa sekarang ini berhubungan dengan kehidupan mereka di kehidupan masa lalunya. Sehingga terjadi aksi balas dendam atas apa yang sudah diperbuat orang lain terhadap dirinya di kehidupan kini. Benarkah reinkarnasi itu ada? Bagaimana pandangan ajaran Kristen?

Bagi penganut agama Hindu, Buddha, Khong Hu Cu, maupun agama Tao mereka mempercayai bahwa reinkarnasi itu memang ada dan dialami oleh setiap manusia. Dalam upaya mencapai kesempurnaan, terlepas dari penderitaan (samsara), mereka harus beratus-ratus kali menjalani reinkarnasi. Sebab yang menentukan untuk mencapai kesempurnaan ditentukan oleh karma atau perbuatan seseorang. Karma seseorang itu baik atau jahat. Bila karma semasa hidupnya jahat, maka di kehidupan berikutnya akan turun derajatnya, bisa menjadi binatang atau menjadi hantu. Sebaliknya, bila karmanya baik, maka di kehidupan mendatang akan menjadi manusia dengan posisi sebagai raja atau pejabat, atau menjadi dewa. Demikian seterusnya, hingga berkali-kali, sampai manusia itu sendiri terlepas dari penderitaan. Barulah mereka mencapai nirvana (Buddha) atau moksa (Hindu).
Namun bagi kekristenan tidak mengenal istilah reinkarnasi. Dalam kekristenan kita hanya mengenal inkarnasi, yaitu Allah yang menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita (Yohanes 1:14).
Kehidupan orang yang sudah meninggal, tidak akan terlahir lagi menjadi manusia melainkan akan berada di suatu tempat yang bernama hades atau sheol (dunia orang mati). Mereka yang berada di tempat ini menunggu waktu untuk menentukan apakah dia akan masuk ke surga atau ke neraka.
Dalam Alkitab ada suatu istilah yang sepintas hampir sama dengan reinkarnasi, namun sebenarnya artinya sangat berbeda. Istilah tersebut adalah “lahir baru.” II Korintus 5:17 mencatat “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Pada waktu seseorang membuka hatinya bagi Kristus, dan mengaku dengan mulutnya, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pribadinya, maka sejak saat itu orang tersebut menjadi ciptaan yang baru. Kehidupannya yang lama sudah berlalu. Kehidupan yang baru sudah dimulai.
Menjadi ciptaan baru bukan berarti orang itu berubah menjadi manusia lain atau hidup di kehidupan berikutnya. Manusianya tetap sama. Terjadi di kehidupan sekarang, semasa orang itu hidup. Hanya saja kehidupannya secara rohani sudah berubah. Sebelumnya adalah hamba kegelapan, setelah menjadi ciptaan baru menjadi hamba Tuhan.

Menjadi Ciptaan Baru
Menjadi ciptaan baru berarti hidupnya dibaharui terus-menerus hingga menjadi serupa seperti Kristus. Proses ini berlangsung selama orang tersebut masih hidup. Sifat dan kebiasaan lamanya ditinggalkan, ”supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:23-24).
Pikiran dan hati manusia yang sudah dilahirbarukan akan berubah. Kecenderungan hatinya akan lebih mengarah kepada hal-hal rohani. Dipenuhi dengan rasa haus akan firman-Nya dan cenderung memikirkan semua perkara yang dari Tuhan. Akan tetapi menjadi manusia baru bukan berarti kebal terhadap dosa. Bila tidak berjaga-jaga dan menguasai diri, maka kehidupan lama bisa menguasai hati dan pikirannya kembali.
Orang-orang yang sudah dilahirbarukan, tetapi masih memperhambakan diri lagi kepada kedagingan, maka keadaannya akan bertambah parah. ”Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula” (Lukas 11:26).

Kesimpulan
Setiap orang Kristen harus mengalami kelahiran baru, supaya menjadi ciptaan yang baru. Hati dan pikiran terus-menerus dibaharui. Tidak hidup lagi di dalam kegelapan, melainkan menjadi terang. Untuk itu perlu setiap hari dipimpin oleh Roh Kudus dan selalu mengisi kehidupan rohaninya dengan rutin membaca Alkitab serta bersekutu dengan Tuhan dalam doa. (Tony Tedjo penulis buku Mengenal Agama Hindu, Buddha, Khong Hu Cu. untuk pemesanan buku ini hubungi 081394401799)

Tidak ada komentar: