Jumat, Februari 11, 2011

BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR

Hidup manusia penuh dengan sebuah pilihan. Tidak menentukan sikap pun merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk tidak memilih apa-apa. Memilih untuk menjadi orang besar pun merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk hidup di atas rata-rata. Tentunya keinginan saja tidak bisa membuat seseorang menjadi besar. Perlu dibarengi dengan sikap dan tekad dalam mewujudkan keinginan tersebut berupa tindakan yang mendukung identitas orang tersebut.
Satu biji mangga yang ditanam di pekarangan rumah, beberapa waktu kemudian akan bertumbuh dengan sendirinya dan menghasilkan buah. Biji mangga ini harus mengalami suatu proses terlebih dahulu sebelum dia menjadi sebatang pohon mangga yang kuat dan kokoh. Waktu biji mangga ini bertumbuh mencapai tinggi 20-30 cm, dia harus menghadapi terpaan angin sepoi-sepoi. Tinggi 30-50 cm, menghadapi terpaan angin yang lebih keras dari sebelumnya. Dan sewaktu biji mangga yang telah berubah menjadi pohon mangga ini sudah mencapai 1,5 sampai 2 meter.
Seseorang yang sebelumnya tidak dikenal orang, mendadak bisa menjadi orang terkenal. Seperti yang dialami oleh pemenang AFI Junior, Indonesian Idol, atau lainnya. Awalnya mereka hanya biasa saja, bahkan ada yang berprofesi sebagai pengamen jalanan, yang kemudian menjadi orang terkenal, disebabkan dia menang dalam kontes nyanyi seperti di atas. Mendadak hidupnya berubah menjadi orang terkenal. Di mana-mana orang mengenalnya. Bahkan bila dia melakukan kesalahan sekecil apapun, berita tersebut akan diekspos dalam seketika waktu. Sehingga banyak orang yang mengetahui kesalahan apa yang sudah dia perbuat.

Menjadi orang besar
"Untuk menjadi orang besar, bergaullah dengan orang besar dan berpikirlah seperti orang besar berpikir". Ungkapan mengandung arti demikian: Seseorang yang hidupnya mau dikenal sebagai orang besar, maka dia harus banyak bergaul dengan orang-orang besar, yang sudah terbukti keberhasilannya dalam bidang yang mereka geluti. Bila setiap harinya bergaul dengan orang-orang biasa-biasa saja, maka hidupnya pun akan biasa-biasa saja. Tetapi bila kita bergaul dengan orang-orang besar, maka kita bisa terbawa menjadi besar. Baik dari segi ucapan, pola berpikir, maupun sikap akan berubah menjadi layaknya seperti orang besar. Tidak lagi hidup dalam kehidupannya di masa lalu.
Ada suatu cerita mengenai telor burung rajawali yang dierami oleh seekor induk ayam. Sewaktu telor ini menetas, anak rajawali itu keluar dan dibesarkan oleh ayam. Setiap hari dia berperilaku seperti seekor ayam. Mengais makanan dari sampah. Minum dari air selokan yang kotor dan bau. Makanannya adalah cacing. Bila langit akan turun hujan, dia akan lari terbirit-birit seperti seekor ayam. Suatu kali dia melihat seekor rajawali yang terbang tinggi menjulang di langit. Dalam hati rajawali kecil ini dia berkata, "coba kalau saya bisa terbang seperti burung itu, pasti menyenangkan sekali." Tapi keinginan hanyalah tinggal keinginan. Sampai akhir hidupnya, rajawali ini hidup seperti layaknya seekor ayam. Sebab tidak ada yang memberitahukan bahwa dia bukan seekor ayam, melainkan rajawali.
Seringkali banyak orang berlaku seperti rajawali yang bodoh ini. Dia tidak mengetahui identitas sebenarnya. Saya mau katakan bahwa Saudara adalah orang yang besar. Mengapa? Sebab Tuhan Yesus yang kita miliki juga adalah Allah yang Mahabesar. Dia telah mengubah hidup kita dan memberikan masa depan yang penuh harapan. Tuhan akan membawa kita naik menjadi kepala dan bukannya ekor (Ulangan 28:13). Biarlah kita menyadari keberadaan kita yang sebenarnya. Tuhan Yesus memberkati. (Pdp. Tony Tedjo, M.Th -- Ketua Sekolah Menulis Alkitabiah/SOW dan penulis buku. Bisa dihubungi di 081394401799 atau tony_kharis@yahoo.com; tonytedjo@gmail.com)

Tidak ada komentar: