Selasa, Desember 14, 2010

Resensi Buku Kasih Menembus Batas


KASIH MENEMBUS BATAS
PELAYANAN KONSELING BAGI YANG TERBUANG



Diterbitkan oleh Penerbit Agape
Penulis Tony Tedjo
Hak cipta pada penulis


penerbitagape@gmail.com
www.agapemedia.blogspot.com
022-95187968; 081394401799
Editor: Anggraeni
Design: Alan d’make over
KDT/ISBN: 978-979-19881-9-3
Kode buku: AGP 206.001


Cetakan ke-1, Oktober 2010



Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.


Untuk kepentingan penelitian ilmiah dan penerbitan,
pengutipan isi buku ini diperbolehkan tidak lebih dari 500 kata.
Lebih dari itu harus ada ijin tertulis dari penerbit.










DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 7
Pendahuluan ........................................................................................................ 8
Bab I. Pengertian Konseling ................................................................................ 13
I.1. Pengertian Konseling Secara Umum .................................................. 14
I.2. Pengertian Konseling Menurut Alkitab ................................................ 16
I.2.1. Konseling dalam Perjanjian Lama ......................................... 16
I.2.2. Konseling dalam Perjanjian Baru .......................................... 18
Bab II. Konseling Kristen dan Konseling Sekuler ................................................ 21
Bab III. Ilmu Penunjang dan Komponen Konseling ............................................ 27
III.1. Ilmu Penunjang Konseling ................................................................ 28
III.1.1. Tinjauan dari Sudut Filsafat ................................................ 28
III.1.2. Tinjauan dari Sosiologi Budaya .......................................... 29
III.2. Komponen-komponen dalam Konseling ...........................................29
III.2.1. Konselor ..............................................................................29
III.2.2. Konsele ..............................................................................32
III.2.3. Masalah ..............................................................................33
III.2.4. Bahan .................................................................................36
III.2.5. Tempat ...............................................................................38
III.2.6. Waktu .................................................................................39
III.2.7. Metode ...............................................................................40
Bab IV. Bentuk-bentuk Konseling ......................................................................43
IV.1. Supportive Counseling ...................................................................44
IV.2. Confrontational Counseling ……………………………………….…. 44
IV.3. Educative Counseling …………………………………………….….. 44
IV.4. Spiritual Counseling ……………………………………………….…. 45
IV.5. Group Counseling ………………………………………………….….45
IV.6. Informal Counseling ……………………………………………….….45
IV.7. Prefentive Counseling …………………………………………….… 45
Bab V. Prinsip Pendekatan Konseling ............................................................ 47
Bab VI. Pelayanan Konseling dalam Gereja .................................................. 51
VI.1. Konseling Remaja ....................................................................... 53
VI.2. Konseling Dukacita ......................................................................53
VI.3. Konseling Bagi yang Sakit .......................................................... 56
VI.4. Konseling Pra-Nikah ....................................................................57
VI.5. Konseling Pernikahan .................................................................59
Bab VII. Pelayanan Konseling Yesus ........................................................... 67
VII.1. Sitz Im Leben .............................................................................68
VII.1.1. Penulis Injil Yohanes ....................................................68
VII.1.2. Waktu dan Tempat Penulisan ......................................69
VII.1.3. Penerima Injil Yohanes ................................................69
VII.1.4. Tujuan Penulisan Injil Yohanes ....................................70
VII.1.5. Isi Injil Yohanes ............................................................71
VII.1.6. Latar Belakang Sejarah Samaria .................................72
VII.2. Eksegese Yohanes 4:1-42 .......................................................73
VIII. Metode Konseling Yesus ......................................................................97
VII.1. Relevansi Pelayanan Konseling Yesus ..................................103
VIII.1.1. Bagi Gembala Sidang .............................................103
VIII.1.2. Bagi Jemaat .............................................................106
Bab IX. Kesimpulan .................................................................................... 109
End Note .................................................................................................... 112
Daftar Pustaka ............................................................................................ 123
Biodata Penulis ...........................................................................................129









































KATA PENGANTAR


Pelayanan konseling merupakan pelayanan yang tidak pernah hilang, namun tetap eksis, dan semakin banyak diminati orang. Salah satu alasannya karena manusia pada masa yang semakin sulit ini banyak yang memerlukan dukungan, berupa motivasi dan pemberian solusi atas masalah yang sedang dihadapinya. Oleh karena hal inilah, maka buku-buku mengenai konseling banyak diminati orang.
Kehadiran buku konseling yang ada di tangan Anda ini diharapkan mampu melengkapi bagian-bagian yang tidak tersentuh dari pembahasan buku-buku konseling tersebut. Salah satu alasan diterbitkannya buku ini adalah karena isinya yang unik. Memang di awal pembahasan dibahas mengenai teori konseling, yang notabene mirip dengan buku-buku konseling lainnya. Tetapi di bagian akhir, buku ini memberikan studi kasus bagaimana melayani orang yang terbuang dari masyarakat, dan mengubahkan kehidupannya sehingga menjadi berkat bagi orang-orang satu kota. Buku ini merupakan karya ilmiah (tesis) penulis yang sudah disesuaikan ke dalam bentuk buku, yang dapat dipergunakan untuk bahan pelajaran konseling maupun bidang pelajaran lainnya.
Selamat menikmati isi buku ini, semoga menjadi berkat dalam pelayanan konseling di gereja, khususnya ketika menangani kasus yang hampir sama dengan studi kasus dalam buku ini. Tuhan kiranya memberkati Anda.





Penerbit















PENDAHULUAN


Situasi bangsa Indonesia yang tengah menghadapi krisis multidimensional. Banyaknya pabrik tekstil yang gulung tikar membawa dampak banyaknya karyawan yang di PHK (putus hubungan kerja), harga BBM yang makin meninggi, teror bom dan kerusuhan di berbagai tempat. Telah membawa akibat secara emosi dan kejiwaan semua usia, dari anak-anak hingga orang berusia lanjut. Dampak ini pun berimbas kepada keluarga. Tingkat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) meningkat, seperti yang dilaporkan oleh Kemala Chandra Kirana, selaku ketua komisi nasional perempuan: “Kekerasan dalam rumah tangga sepanjang tahhun 2005 meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 2004. Jumlah kasus selama tahun 2005 mencapai 20.391 kasus terhadap perempuan dan ditangani 215 lembaga di propinsi. Kasus tahun 2004 hanya 14.020 kasus. Peningkatannya 82%”.
Kekerasan dalam rumah tangga ini menimpa pula Dewi, yang saat ini tengah dilayani oleh Yayasan Lembaga Pelayanan Agape (YLPA). Setahun lalu, dia dianiaya oleh ibunya gara-gara wajahnya mirip dengan wajah ayahnya. Entah mengapa, hal ini membuat ibunya menjadi marah dan menyekap Dewi selama bertahun-tahun dalam sebuah kamar. Dewi pun hanya diberi makan dari makanan yang disodorkannya.
Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan. Mereka memerlukan bantuan orang lain untuk menolong mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Usaha untuk menolong mereka dapat diatasi melalui pelayanan konseling. Sehingga kehadiran pelayanan konseling sangat diperlukan.
Beberapa tahun belakangan ini, orang-orang di Indonesia makin menyadari akan pentingnya konseling Kristen yang efektif. Hal ini terlihat dengan menjamurnya pusat pelayanan konseling di berbagai tempat. Lembaga pelayanan tersebut antara lain Bandung Counseling Service (BCS), Rumah Pemulihan Soteria, Rumah Pemulihan Budi Luhur, Serambi Salomo, Yabez, Yayasan Doulos, Yayasan Lembaga Pelayanan Agape, dan masih banyak lembaga lainnya yang bergerak di bidang konseling. Biasanya lembaga tersebut selain menyediakan pelayanan konseling, dilengkapi pula dengan fasilitas pemondokan berupa panti rehabilitasi untuk menangani kasus khusus yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan rawat jalan. Maraknya pelayanan konseling seperti ini menandakan bahwa peranan konseling begitu penting.
Pelayanan konseling merupakan suatu pelayanan yang makin hari makin merebut tempat yang sentral dalam seluruh kehidupan pelayanan gereja. Namun anehnya, pelayanan ini masih sering diremehkan dan disalahartikan oleh banyak hamba Tuhan. Padahal pelayanan ini sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan di gereja.
Yesus sendiri dalam pelayanan-Nya tidak terlepas dari pelayanan konseling. Dia mengajak kepada mereka yang mempunyai beban dan bermasalah untuk datang kepada-Nya, agar mendapatkan kelegaan, seperti yang tercatat dalam Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”
Dalam masa pelayanan-Nya, Yesus melakukan pelayanan konseling kepada berbagai macam orang dengan latar belakang yang berbeda pula. Orang banyak selalu hadir di manapun Yesus berada. Dia memandang dibalik kebutuhan mereka yang nampak dan melihat kedukaan serta kesedihan mereka. Yesus melihat mereka “seperti domba yang tidak bergembala,” jauh dari kandangnya, tanpa pimpinan dan pemeliharaan seorang gembala, mengembara tanpa tujuan sementara mencari makanan, tidak terlindung terhadap bahaya serangan binatang buas. Dalam lubuk hati-Nya, Yesus merasa terharu karena keadaan jasmani dan rohani mereka, akibat dosa, dan daripada-Nya mengalir dengan tetap segala sesuatu yang perlu untuk memenuhi kebutuan itu. Melihat keadaan demikian, Yesus tidak tinggal diam. Selain Dia memberikan konseling kepada orang banyak tersebut, Dia juga mengajar, dan memberi mereka makan. Jadi selain kebutuhan rohani yang diperhatikan Yesus, kebutuhan jasmani mereka juga diperhatikan-Nya.
Tuhan Yesus, Penasihat Yang Ajaib itu juga telah memberikan prinsip-prinsip konseling yang patut diteladani. Pelayanan konseling-Nya begitu unik dan khas. Bagi-Nya, tiap-tiap orang adalah lain, tiap-tiap orang mempunyai namanya sendiri dan tiap-tiap orang hidup dalam situasinya sendiri. Karena itu, dengan tiap-tiap orang, Ia bergaul atas cara-Nya sendiri. Misalnya Yesus dan Perempuan Kanaan (Matius 15:21-28; Markus 7:24-30); orang muda yang kaya (Matius 19:16-26; Markus 10:17-27; Lukas 18:18-27); Nikodemus (Yohanes 3:1-21); dan lainnya. Kekhasan dan keunikan pelayanan konseling Yesus ini terlihat pula sewaktu Dia melayani seorang perempuan Samaria. Peristiwa ini tercatat dalam Yohanes 4:1-42.
Dalam menangani permasalahan yang dialami seseorang, tidaklah semudah yang dibayangkan. Sebab setiap orang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Manusia diciptakan unik dan khas oleh Tuhan. Manusia dicipta secara berpribadi, sehingga dimungkinkan mengembangkan suatu kepribadian yang tidak ada duanya di dunia ini. Dunia tidak akan pernah mengulangi orang yang bernama Ludwig Van Beethoven di dalam pribadi lain, karena Ludwig Van Beethoven hanya muncul satu kali dalam satu pribadi di tengah-tengah sejarah Jerman. Demikian pula dengan Johan Sebastian Bach dan Albert Einstein. Mereka itu unik dan tidak ada orang lain yang sama persis dengannya. Pribadi-pribadi seperti ini merupakan pribadi yang unik, yang bersifat individu, tidak terulang, dan tidak dapat dicopy.
Yesus benar-benar mengetahui bahwa manusia ciptaan-Nya itu unik dan khas, tidak ada duanya. Dalam pelayanan-Nya kepada tiap orang dilakukan dengan menggunakan cara yang berbeda-beda tergantung masalah yang sedang dihadapi oleh si konsele. Demikian pula dalam pelayanan-Nya terhadap perempuan Samaria berbeda dengan pelayanan konseling yang diberikan kepada Zakheus atau kepada Nikodemus, berbeda pula dengan yang lainnya. Akan tetapi pelayanan itu sendiri sesuai dengan tujuan dari konseling, yakni memampukan konsele menolong diri sendiri dan membuat dia berani bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambilnya. Ia ditolong agar makin mampu melihat situasi di mana ia dapat menolong diri sendiri dan di mana perlu ia berani pergi meminta tolong kepada orang lain, karena menyadari akan keterbatasannya dalam hal-hal tertentu.
Tujuan utamanya adalah agar konsele dibimbing untuk bertemu dengan Yesus secara pribadi. Sebab hanya Dialah yang sanggup memberikan kelegaan dan keselamatan.
Dalam pelaksanaannya di lapangan, masalah yang dihadapi tidak dengan mudah dapat ditangani begitu saja. Sekalipun masalahnya sama, namun bila konselenya berbeda, maka cara penyelesaiannya pun berbeda. Berbagai masalah rumit tidak cukup ditangani hanya satu kali saja. Mungkin diperlukan waktu berhari-hari dalam beberapa kali pertemuan.
Untuk itu, seorang hamba Tuhan atau jemaat yang berperan sebagai seorang konselor perlu dibekali dengan pengetahuan khusus mengenai konseling, sehingga diharapkan mampu memecahkan masalah yang sukar. Namun, pengetahuan saja tidaklah cukup bagi seorang konselor Kristen dalam menangani berbagai masalah yang dihadapi konsele. Diperlukan campur tangan ilahi, yakni peranan Roh Kudus dalam menolong setiap konsele. Sebab, pengetahuan saja tanpa peran Roh Kudus hanya mampu menyelesaikan masalah terbatas pada otaknya, sedangkan hidup orang tersebut tidaklah benar-benar diubahkan menjadi manusia yang baru. Perlu sekali melibatkan campur tangan Roh Kudus, sehingga pelayanan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan menyeluruh. Bahkan mampu menjadikan hidup si konsele menjadi ciptaan yang baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Mengalami perubahan secara roh, jiwa, dan tubuh.

Tidak ada komentar: