“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” (Amsal 23:18)
Berbagai ramalam manusia meramalkan bahwa di tahun yang baru ini akan muncul berbagai hal yang mengerikan dan peristiwa aneh yang tidak terduga sebelumnya. Masih menurut mereka, di tahun depan akan ada malapetaka dan bencana yang tidak bisa dihentikan oleh manusia siapapun. Sebab memang sudah seharusnya terjadi demikian.
Fakta di lapangan melaporkan, bahwa kondisi dunia sekarang ini kian bertambah buruk. Harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran, sehingga semakin menambah catatan angka kejahatan dan tindak kriminal. Kondisi seperti ini sudah dinubuatkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Sederetan sifat manusia akhir zaman sebagai berikut: manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang, menjadi pemfitnah, sombong, berontak terhadap orangtua, tidak mempedulikan agama, tidak memiliki kasih, tidak suka yang baik, berkhianat, dll.
Hal ini berakibat buruk terhadap sebagian besar orang, beberapa di antaranya yang tidak kuat menghadapi kenyataan mulai mengalami distress, yaitu stress yang negatif. Orang yang mengalami distress terlihat murung dan tidak ada gairah untuk hidup. Mereka tak memiliki pengharapan akan hari esok. Keadaan seperti ini bila terus didiamkan bisa menimbulkan depresi yang akan berujung pada kematian atau paling tidak menjadi gila.
Sebagai orang percaya kepada Yesus, kita tidak perlu menjadi takut dan kuatir memikirkan hari esok, sebab hari esok memiliki kesusahannya sendiri. “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34). Orang-orang yang hanya sibuk memikirkan keadaan di masa depan dihantui oleh berbagai hal yang membuatnya menjadi kuatir. Sampai-sampai rasa kuatirnya ini melampaui imannya kepada Tuhan Yesus. Sehingga mulai meragukan setiap janji yang tertulis dalam Alkitab. Menjalani hidup dengan kekuatan dan pengertian sendiri, tanpa mengandalkan pertolongan Tuhan. Tak heran jika dihantui oleh ketakutan.
Janji firman Tuhan untuk tahun depan adalah bahwa hari depan penuh dengan pengharapan. Masa depan yang cerah, bukan madesu (masa depan suram). Memang, apa yang akan terjadi di kemudian masih merupakan misteri. Sehingga dalam menjalani hari-hari ke depan tentunya dengan antusiasme yang tinggi disertai sikap optimis. Ada beberapa hal yang harus diperbuat dalam mengisi hari-hari di tahun yang baru, yaitu:
Pertama, mulailah melangkah dengan iman disertai pimpinan Tuhan Yesus (Yeremia 17:7-8). Minta agar Tuhan menuntun setiap langkah, mulai dari langkah awal sampai kepada akhir di tahun yang baru ini. Jangan biarkan melewati hari yang baru tanpa penyertaan Tuhan. Meski harus melalui lembah bayang-bayang maut sekalipun, apabila Tuhan Yesus beserta kita, kita tidak usah takut (Mazmur 23:4).
Kedua, jalanilah setiap hari di tahun baru ini dengan hati selalu mengucap syukur (1 Tesalonika 5:18). Dalam keadaan suka maupun duka, susah atau senang tetap mengucapkan syukur. Alasan mengapa kita harus selalu bersyukur adalah bahwa kita masih diberikan nafas hidup, itu hal utama yang harus selalu diingat.
Ketiga, hindarilah hal-hal yang berbau dosa. Jangan bermain-main dengannya apabila kita sudah mengetahui bahwa hal tersebut adalah dosa. Setiap perbuatan yang dilakukan pasti di kemudian hari akan mendapatkan balasannya. Sebab apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya di kemudian hari (Galatia 6:7).
Hal terutama dalam menyongsong tahun yang baru nanti kita harus memiliki perencanaan terlebih dahulu, tentunya rencana yang sesuai dengan rencana Tuhan. Rencanakanlah kegiatan apa saja yang mesti dikerjakan dengan disertai target tertentu untuk memotivasi kita dalam mencapai apa yang telah direncanakan tadi. Tetapi satu hal yang pasti bahwa ada harapan baru di tahun yang baru. Setiap perbuatan apapun yang sudah diperbuat di tahun ini, harus diperbaharui. Hal-hal yang buruk dan tidak diperkenan Tuhan harus dibuang, dan menjalankan pekerjaan yang memuliakan nama Tuhan Yesus. (diambil dari buletin Euangelion Desember 2008-Januari 2009; karya Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Bisa ditemui di 081394401799 atau tony_kharis@yahoo.com dan anggi_1234@plasa.com)
Berbagai ramalam manusia meramalkan bahwa di tahun yang baru ini akan muncul berbagai hal yang mengerikan dan peristiwa aneh yang tidak terduga sebelumnya. Masih menurut mereka, di tahun depan akan ada malapetaka dan bencana yang tidak bisa dihentikan oleh manusia siapapun. Sebab memang sudah seharusnya terjadi demikian.
Fakta di lapangan melaporkan, bahwa kondisi dunia sekarang ini kian bertambah buruk. Harga barang-barang kebutuhan pokok naik. Bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran, sehingga semakin menambah catatan angka kejahatan dan tindak kriminal. Kondisi seperti ini sudah dinubuatkan dalam 2 Timotius 3:1-5. Sederetan sifat manusia akhir zaman sebagai berikut: manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang, menjadi pemfitnah, sombong, berontak terhadap orangtua, tidak mempedulikan agama, tidak memiliki kasih, tidak suka yang baik, berkhianat, dll.
Hal ini berakibat buruk terhadap sebagian besar orang, beberapa di antaranya yang tidak kuat menghadapi kenyataan mulai mengalami distress, yaitu stress yang negatif. Orang yang mengalami distress terlihat murung dan tidak ada gairah untuk hidup. Mereka tak memiliki pengharapan akan hari esok. Keadaan seperti ini bila terus didiamkan bisa menimbulkan depresi yang akan berujung pada kematian atau paling tidak menjadi gila.
Sebagai orang percaya kepada Yesus, kita tidak perlu menjadi takut dan kuatir memikirkan hari esok, sebab hari esok memiliki kesusahannya sendiri. “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34). Orang-orang yang hanya sibuk memikirkan keadaan di masa depan dihantui oleh berbagai hal yang membuatnya menjadi kuatir. Sampai-sampai rasa kuatirnya ini melampaui imannya kepada Tuhan Yesus. Sehingga mulai meragukan setiap janji yang tertulis dalam Alkitab. Menjalani hidup dengan kekuatan dan pengertian sendiri, tanpa mengandalkan pertolongan Tuhan. Tak heran jika dihantui oleh ketakutan.
Janji firman Tuhan untuk tahun depan adalah bahwa hari depan penuh dengan pengharapan. Masa depan yang cerah, bukan madesu (masa depan suram). Memang, apa yang akan terjadi di kemudian masih merupakan misteri. Sehingga dalam menjalani hari-hari ke depan tentunya dengan antusiasme yang tinggi disertai sikap optimis. Ada beberapa hal yang harus diperbuat dalam mengisi hari-hari di tahun yang baru, yaitu:
Pertama, mulailah melangkah dengan iman disertai pimpinan Tuhan Yesus (Yeremia 17:7-8). Minta agar Tuhan menuntun setiap langkah, mulai dari langkah awal sampai kepada akhir di tahun yang baru ini. Jangan biarkan melewati hari yang baru tanpa penyertaan Tuhan. Meski harus melalui lembah bayang-bayang maut sekalipun, apabila Tuhan Yesus beserta kita, kita tidak usah takut (Mazmur 23:4).
Kedua, jalanilah setiap hari di tahun baru ini dengan hati selalu mengucap syukur (1 Tesalonika 5:18). Dalam keadaan suka maupun duka, susah atau senang tetap mengucapkan syukur. Alasan mengapa kita harus selalu bersyukur adalah bahwa kita masih diberikan nafas hidup, itu hal utama yang harus selalu diingat.
Ketiga, hindarilah hal-hal yang berbau dosa. Jangan bermain-main dengannya apabila kita sudah mengetahui bahwa hal tersebut adalah dosa. Setiap perbuatan yang dilakukan pasti di kemudian hari akan mendapatkan balasannya. Sebab apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya di kemudian hari (Galatia 6:7).
Hal terutama dalam menyongsong tahun yang baru nanti kita harus memiliki perencanaan terlebih dahulu, tentunya rencana yang sesuai dengan rencana Tuhan. Rencanakanlah kegiatan apa saja yang mesti dikerjakan dengan disertai target tertentu untuk memotivasi kita dalam mencapai apa yang telah direncanakan tadi. Tetapi satu hal yang pasti bahwa ada harapan baru di tahun yang baru. Setiap perbuatan apapun yang sudah diperbuat di tahun ini, harus diperbaharui. Hal-hal yang buruk dan tidak diperkenan Tuhan harus dibuang, dan menjalankan pekerjaan yang memuliakan nama Tuhan Yesus. (diambil dari buletin Euangelion Desember 2008-Januari 2009; karya Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Bisa ditemui di 081394401799 atau tony_kharis@yahoo.com dan anggi_1234@plasa.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar