Selasa, Agustus 14, 2007

TEMAN SEJATI Di Mana Engkau?

“Satu-satunya cara untuk memiliki teman sejati adalah dengan menjadi teman sejati”
(Ralph Waldo Emerson)

Sekarang ini ada begitu banyak orang yang merasa kesepian. Meski mereka berada di tengah keramaian, namun hatinya tetap merasa sendiri dan loneliness (kesepian). orang-orang yang berada di samping kanan dan kirinya tak dapat membantunya mengatasi kegalauan hatinya yang gundah gulana. Hal ini dipicu oleh sikap individualisme dan egosentris. Terfokus kepada diri sendiri, tanpa peduli terhadap teman di dekatnya. Hal tak boleh dibiarkan, karena dapat berakibat negatif pada diri seseorang. Diperlukan seorang yang bisa dijadikan tempat curhat atau sharing. Mencurahkan isi hati atau pergumulan yang sedang dihadapi, agar masalah yang sedang dijalankan bisa lebih ringan diatasi, karena diatasi bersama.
Alkitab menceritakan mengenai tiga orang sahabat Ayub yang peduli terhadap penderitaan yang sedang dialaminya. “Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia” (Ayub 2:11). Di sini kita bisa melihat bahwa ketiga orang sahabat Ayub ini bisa dikatakan sebagai seorang sahabat sejati. Di saat semua orang menjauhi Ayub, mereka masih peduli. Jauh-jauh datang mengunjungi Ayub untuk menghibur dan memberikan semangat kepadanya.
Bagaimana bisa mendapatkan teman sejati? Jadikanlah dirimu sendiri terlebih dahulu sebagai teman sejati bagi orang lain. Artinya perhatikanlah orang lain terlebih dahulu, dukunglah dan hiburkan mereka dikala sedang mengalami keadaan krisis atau pergumulan berat. Topanglah dalam doa. Teman yang mau peduli dan menolong di kala sedang membutuhkan pertolongan. “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17). “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Amsal 18:24).
Untuk menjadi seorang sabahat sejati tidaklah mudah, ada dua hal yang meski diingat: Pertama, sadarilah bahwa kita sebagai manusia yang punya kekurangan dan keterbatasan memerlukan dukungan orang lain. Sebab tidak ada seorang pun yang merasa dirinya superman, sehingga tidak membutuhkan orang lain. Jadi, diperlukan dukungan orang lain. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan doa, nasehat, penghiburan, pujian (apresiasi), mau menjadi tempat curhat dan berbagi pendapat.
Sebagai anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:12-26) tentunya bila ada satu anggota yang menderita kita pun seharusnya merasa menderita (1 Korintus 12:26). Dalam kesatuan tubuh Kristus inilah diperlukan pengertian dari semua anggota tubuh Kristus yang lain untuk saling memperhatikan dan menjaga satu sama lain.
Kedua, sadarilah bahwa sebenarnya dengan menjadi teman sejati bagi orang lain, secara langsung kita akan mendapatkan teman sejati pula. Apabila kita memberikan perhatian kepada saudara seiman kita, maka dia pun akan balik memperhatikan kita. Memang, kita tidak boleh terlalu berharap untuk mendapatkan imbalan dari mereka. Namun, secara alamiah, pasti akan ada orang-orang lain yang akan mendukung kita pula di kala sedang menghadapi pergumulan.
Meski kita tidak bisa mendapatkan teman sejati yang benar-benar sejati di dalam dunia ini, namun setidaknya kita bisa mendapatkan seorang teman yang bisa mengerti keadaan kita, mau berbagi, memberi perhatian, dan memberi dukungan kepada kita di kala sedang berduka dan menghadapi pergumulan. Hanya Yesus Kristus sajalah teman sejati yang benar-benar sejati. Jangan tinggalkan teman Sejatimu ini. Dia akan selalu bersamamu sampai kepada akhir zaman (Matius 28:20).
(Tony Tedjo ---www.agapemedia.blogspot.com)

Tidak ada komentar: