Peristiwa seperti yang dialami oleh artis Cici Paramita dan Manohara sebenarnya tidak akan terjadi, apabila antara mereka dan pasangannya terdapat kemesraan. Memang, dua insan yang berbeda latar belakang budaya dan keluarga, di mana masing-masing memiliki pendapat yang berbeda, bisa menjadi pemicu terjadinya pertengkaran dalam keluarga.
Firman Tuhan dalam 1 Korintus 13:1-13 tuliskan bahwa Kasih merupakan pengikat yang bisa menyatukan semua perbedaan dari pribadi pasangan dalam suatu keluarga. Kasih inilah yang bisa tetap menjaga kemesraan dalam keluarga. Apabila kasih antara suami dan isteri sudah menjadi hambar, maka tak heran kerapkali terjadi konflik yang disebabkan masalah sepele. Misalnya masalah odol. Suami yang biasa memencet odol dari tengah kemasan odol ke depan, selalu diprotes oleh isterinya yang biasa memencetnya sedikit demi sedikit dari ujung kemasan odol. Dari masalah sepele ini, bila tidak segera ditangani bisa berdampak serius. Bahkan, berujung pada perceraian.
Untuk tetap tercipta suatu kemesraan dalam keluarga, maka haruslah senantiasa menjaga kasih, agar tidak hambar. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk tetap saling mengasihi antar pasangan, yaitu:
Pertama, mengingat selalu akan janji pernikahan di depan altar gereja, untuk selalu bersama sehidup semati, sampai maut memisahkan mereka berdua. Kedua, saling menghargai kelebihan dan kekurangan dari pasangannya. Sebagian besar orang mungkin bisa menghargai dalam hal kelebihannya, namun terkadang tidak mau menerima kekurangan pasangannya. Oleh karenanya kita perlu mengubah hal ini, dan mengambil sikap mau menerima keberadaan pasangan kita apa adanya. Ketiga, selalu menjaga hati kita kepada Tuhan. Dengan cara mempunyai saat teduh pribadi atau mezbah keluarga. Masing-masing harus memiliki waktu khusus untuk berdoa dan membaca firman Tuhan. Supaya memiliki rasa “takut akan Tuhan”. Keempat, hendaklah memiliki sikap hati yang benar, jauh dari kepura-puraan. Apabila pasangan kita bersalah, kita harus menegurnya dengan kasih.
Memang, membangun bahtera rumah tangga tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses dan waktu yang cukup lama yang harus dilalaui oleh masing-masing pribadi, sehingga keduanya menjadi dewasa. Baik dalam segi rohani maupun dalam hal jasmani (bersikap bijaksana). Semua bisa terjadi apabila kita senantiasa menyertakan Tuhan untuk terlibat dalam semua kegiatan di keluarga kita. Supaya kasih Allah itu bisa terus mengalir, baik kepada isteri atau suami dan kepada anak-anak. (Tony Tedjo)
Kamis, Juli 16, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar